Tidak dapat dipungkiri bahwa kita
sering mengalami mimpi dalam tidur kita. Benar bukan? Orang bermimpi lebih dari
satu kali dalam semalam. Anehnya, kita sering tidak sadar dan jarang mengingat
setiap mimpi dalam tidur kita. Tahukah teman-teman, mengapa mimpi itu terjadi?
Mimpi dihasilkan dari kegiatan tubuh apapun itu sehingga mengubah tingkat
kesiagaan dalam otak. Maka, dihasilkannyalah mimpi. Ternyata, pengaruh dari
luar tubuh kita juga dapat memengaruhi mimpi. Dengungan yang cukup keras dapat
dengan mudah membangunkan orang yang sedang bermimpi. Tetapi lebih sukar membangunkan
orang tersebut ketika dalam keadaan tidur terlelap. Berbeda halnya bila kita
memanggil nama orang yang sedang tidur. Orang akan mudah terbangunkan bila
mendengar namanya disebut, baik ketika dalam keadaan sedang bermimpi maupun
tidak. Hal ini mengesankan bahwa bagian otak “terjaga” meskipun rasa mimpi
tidak sedang berjalan.
Apa tujuan mimpi?
Dari dahulu orang berpikir bahwa
mimpi ada tujuannya dan bukan sekedar suatu kebetulan. Freud, seorang psikiater
ternama percaya bahwa mimpi melukiskan pemenuhan harapan yang tidak dapat
dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari karena harapannya tidak disetujui dalam
masyarakat orang tersebut. Tidak semua mimpi pemenuhan harapan ini benar-benar
pengungkapan, seringkali dalam bentuk samaran atau simbolik yang harus
ditafsirkan oleh orang tersebut. Teori yang selanjutnya memusatkan pada gagasan
mimpi sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari orang tersebut. Dalam
mimpi ini, logika tidak tersusun, sebagai gantinya orang mengalami urutan emosi
dari pemecahan masalah itu.
Mengapa mimpi berbeda-beda?
Kita sering mendapati ada yang selalu
mengalami mimpi yang berwarna, namun ada juga yang bermimpi hitam putih saja.
Ada satu pengobatan yang dianjurkan untuk mimpi buruk yang terjadi secara
berulang adalah dengan cara penderita mencoba untuk membayangkan dirinya
berhasil memecahkan situasi mimpi buruk sambil bermimpi. Selain itu, ada
beberapa orang yang mengingat mimpinya, namun ada juga yang begitu yakin bahwa
mereka tidak pernah bermimpi. Ilmu dunia Barat masih tidak memiliki gagasan
jelas mengapa terdapat perbedaan-perbedaan ini dan makna apa yang dimiliki oleh
mimpi. Namun, tradisi budaya di seluruh dunia kaya akan metode menafsirkan
mimpi dan menganggap bahwa mimpi memiliki arti yang sangat penting.
Perlu diketahui pula bahwa dalam
mimpi tidak ada arti yang tetap, sama halnya dengan ketika ada suatu benda
sederhana dapat berarti hal-hal yang berbeda untuk orang yang sama pada waktu
yang berbeda. Mimpi tidak selalu mencerminkan masalah dalam satu cara tertentu,
tidak juga selalu melukiskan apa yang akan terjadi dalam keadaan tertentu. Beberapa
mimpi hanyalah mimpi-mimpi bemain atau pemenuhan harapan sederhana. Sementara
mimpi yang lain mungkin hanyalah gambar yang acak-acakan yang diingat karna
hubungannya yang sangat aneh. Mimpi tidak boleh ditafsirkan oleh orang lain
selain orang yang mengalami mimpi tersebut. Sebab, mimpi tersebut mungkin dapat
memiliki arti bagi si pemimpi yang tidak dapat diketahui oleh orang lain. Nah,
bila seseorang bertanya, “Menurutmu apa arti dari mimpi saya ini?”. Maka lebih
baik dijawab dengan, “Apa arti mimpi itu bagimu?”.
Maka dari itu teman, sebenarnya mimpi
tidak perlu ditanyakan ataupun diceritakan kepada orang lain. Sebab, akan
menimbulkan keberagaman arti akan mimpi tersebut sehingga pemimpi bingung akan
arti mimpinya yang sebenarnya. Cukup diri kita sendiri sajalah yang merenungkan
apa arti mimpi kita. Ya walaupun tidak dapat dipungkiri, terkadang kita sering
menceritakan mimpi kita kepada orang lain karena kita selalu mengingat mimpi
yang kita alami. Namun, tidak ada salahnya jika kita sedikit demi sedikit
mencoba untuk tidak menceritakan mimpi kita kepada orang lain, melainkan
instropeksi diri mengapa kita bermimpi demikian dan apa maksud dari mimpi
tersebut.
Diambil dari buku Pustaka Kesehatan Populer Masalah
Psikologis, Lansia, dan Penyalahgunaan Obat, karangan Lukito Yuwono, dkk.
Tahun 2009 oleh PT Bhuana Ilmu Populer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar