Apa kabar teman-teman semua??? Semoga
baik dan sehat selalu ya? Amiiin. Kali ini, saya ingin sharing mengenai “Lost Outside Myself” atau “Keluar dari
diriku sendiri”. Wow. Hal ini saya dapatkan dari cerita di dalam buku komik
Jepang terjemahan, karya Hiroyuki Asada. Buku komik ini menceritakan tentang
kisah dua orang remaja yang sangat tergila-gila dengan olahraga basket. Akane
Tachibana (15 th) dan Hitonari Hiiragi (15 th) adalah nama dari dua remaja
tersebut. Mereka berdua bertemu sebagai lawan pada latih tanding terakhir klub
basket SMP Akane. Ternyata, mereka berdua masuk di SMU yang sama, yaitu SMU
Kouzu. Tidak dapat disangkal jika mereka saling tertarik untuk menguji
kemampuan masing-masing dalam olahraga basket yang mereka gemari.
Begitulah sekilas mengenai kisah dalam
cerita komik tersebut. Saya hanya mengambil salah satu sub judulnya (Lost Outside Myself) yang terdapat pada
volume 4, #18. Begini kurang lebih kisahnya….
SMU Kouzu kali ini bertanding melawan
SMU Nanazato di Basket Hall Umum untuk SMU. Seperti biasa, Akane dan HItonari
menjadi satu tim. Namun, Akane hanya diberi kesempatan bermain sepuluh menit
sebelum pertandingan selesai karena kondisi lengan kiri bagian atas dijahit
empat (di cerita sebelumnya, Akane terlibat dalam pertengkaran dengan
orang-orang yang telah menyebabkan Ibu Minefuji (pelatih basket di Kouzu)
mengalami kecelakaan karena rem motornya diputus oleh mereka). Ibu Minefuji
masih berada di rumah sakit. Padahal hari itu merupakan hari ulang tahunnya
yang ke-29.
Sebenarnya Akane sangat kesal karena
ia hanya dijadikan sebagai pemain cadangan. Yoshiki (kapten tim Kouzu)
menegaskan kepada Akane, dia mau bermain dalam waktu 10 menit atau tidak
bermain sama sekali. Akhirnya Akane bersedia menjadi pemain cadangan. Kali ini
mereka harus bekerja keras melawan tim Nanazato. Sebab tim Nanazato tahun lalu masuk
16 besar pertandingan refrektur. Sungguh merupakan tim yang teratur. Hitonari
harus bekerja keras karena posisinya pasti akan dijaga dengan sangat ketat.
Ternyata dugaan mereka benar. Bahkan Hitonari terkadang tidak bisa bergerak
dengan leluasa karena penjagaan yang ketat oleh tim lawan. Hitonari mencetak
poin yang paling banyak di antara pemain lain. Dia benar-benar hampir mencapai
batasnya. Nafasnya ngos-ngosan. Keringatnya bercucuran sangat deras. Ketika
jeda istirahat, Akane mengejek Hitonari. Memangnya Hitonari ngapain saja, kok
keringatnya bercucuran, bergerak pun sampai tidak sanggup. Akane juga
mengatakan bahwa yang boleh mengalahkan Hitonari hanyalah Akane. Sebelum
Hitonari dikalahkan oleh Akane, dia tidak boleh kalah dari siapapun. Juga tidak
boleh berkeringat. Hal itu membuat Hitonari sedikit kesal pada Akane. Akhirnya,
Akane pun diajak ikut bertanding oleh kapten. Dengan sekejap Akane sudah
berganti pakaian. Teman-teman yang lain pun heran dengan anak aneh tersebut.
Kini lengkaplah kekuatan tim Kouzu. Akane dan Hitonari.
Di sisi lain, Pak Yuki Kondo (guru
matematika sementara sekaligus mantan kekasih Ibu Minefuji) mendatangi Saki
Asakura (musisi-gitaris). Pak Yuki menanyakan mengapa band Saki Asakura tidak
mengikuti debut professional, melainkan hanya bermain gitar sendirian di sebuah
ruangan studio music. Saki menjawab bahwa gerombolan adalah merepotkan. Pak
Yuki kemudian berkata, “Tapi, kau sudah membuat batasan pada dirimu sendiri”.
Dalam benak Saki, ia teringat percakapannya dengan anak anggota band-nya.
Mereka mendukung Saki untuk terus berjuang dalam debut pro atas nama
persahabatan. Sebenarnya teman-teman Saki sedikit menyesal. Sebab, semua biaya
studio Saki yang membayarnya. Semua lagu ditulis oleh Saki sendiri.
Suatu hari, Saki mendengar obrolan
teman-teman anggota band-nya. Mereka mengatakan bahwa Saki terlalu egois,
semuanya diatur oleh dirinya, mereka menganggap diri mereka seperti orang bodoh
yang hanya seperti menjadi anggota sandiwara keliling. Mereka juga menggunjing Saki bahwa Saki itu
terlalu menganggap dirinya seseorang yang hebat, padahal hanya biasa saja, dan
band mereka tidak mungkin berhasil karena mereka tidak tahu lagu yang dibuat
oleh Saki. Saki benar-benar marah. “Apa itu pertemanan???”.
Saki menceritakan semua itu pada Pak
Yuki. Saki berkata bahwa ia sekarang sudah mengerti apa itu pertemanan, manis
di mulut saja, tanpa pikir panjang memanfaatkan orang lain. Persahabatan
hanyalah lelucon karena bagi mereka hal itu merupakan hal remeh yang tidak
perlu dipikirkan. Pak Yuki kemudian berkata bahwa justru wajah Saki menunjukkan
kalau hatinya terluka. Sebenarnya Saki hanya tidak bisa menemukan tempatnya
berada. Dan saki juga menginginkan tempat untuk pulang, hanya saja belum
menemukannya. Persahabatan itu bukan berarti kita akan mengerti semuanya. Siapapun
pasti menginginkan tempat yang hangat, tempat yang bisa menerimanya……
Begitulah teman-teman kisahnya. Asyik
kan??? Semoga teman-teman bisa mengambil hikmah dan pesan dari kisah ini ya….
Terimakasih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar