Minggu, 22 November 2015

Lost Outside Myself



Apa kabar teman-teman semua??? Semoga baik dan sehat selalu ya? Amiiin. Kali ini, saya ingin sharing mengenai “Lost Outside Myself” atau “Keluar dari diriku sendiri”. Wow. Hal ini saya dapatkan dari cerita di dalam buku komik Jepang terjemahan, karya Hiroyuki Asada. Buku komik ini menceritakan tentang kisah dua orang remaja yang sangat tergila-gila dengan olahraga basket. Akane Tachibana (15 th) dan Hitonari Hiiragi (15 th) adalah nama dari dua remaja tersebut. Mereka berdua bertemu sebagai lawan pada latih tanding terakhir klub basket SMP Akane. Ternyata, mereka berdua masuk di SMU yang sama, yaitu SMU Kouzu. Tidak dapat disangkal jika mereka saling tertarik untuk menguji kemampuan masing-masing dalam olahraga basket yang mereka gemari.
Begitulah sekilas mengenai kisah dalam cerita komik tersebut. Saya hanya mengambil salah satu sub judulnya (Lost Outside Myself) yang terdapat pada volume 4, #18. Begini kurang lebih kisahnya….
SMU Kouzu kali ini bertanding melawan SMU Nanazato di Basket Hall Umum untuk SMU. Seperti biasa, Akane dan HItonari menjadi satu tim. Namun, Akane hanya diberi kesempatan bermain sepuluh menit sebelum pertandingan selesai karena kondisi lengan kiri bagian atas dijahit empat (di cerita sebelumnya, Akane terlibat dalam pertengkaran dengan orang-orang yang telah menyebabkan Ibu Minefuji (pelatih basket di Kouzu) mengalami kecelakaan karena rem motornya diputus oleh mereka). Ibu Minefuji masih berada di rumah sakit. Padahal hari itu merupakan hari ulang tahunnya yang ke-29.
Sebenarnya Akane sangat kesal karena ia hanya dijadikan sebagai pemain cadangan. Yoshiki (kapten tim Kouzu) menegaskan kepada Akane, dia mau bermain dalam waktu 10 menit atau tidak bermain sama sekali. Akhirnya Akane bersedia menjadi pemain cadangan. Kali ini mereka harus bekerja keras melawan tim Nanazato. Sebab tim Nanazato tahun lalu masuk 16 besar pertandingan refrektur. Sungguh merupakan tim yang teratur. Hitonari harus bekerja keras karena posisinya pasti akan dijaga dengan sangat ketat. Ternyata dugaan mereka benar. Bahkan Hitonari terkadang tidak bisa bergerak dengan leluasa karena penjagaan yang ketat oleh tim lawan. Hitonari mencetak poin yang paling banyak di antara pemain lain. Dia benar-benar hampir mencapai batasnya. Nafasnya ngos-ngosan. Keringatnya bercucuran sangat deras. Ketika jeda istirahat, Akane mengejek Hitonari. Memangnya Hitonari ngapain saja, kok keringatnya bercucuran, bergerak pun sampai tidak sanggup. Akane juga mengatakan bahwa yang boleh mengalahkan Hitonari hanyalah Akane. Sebelum Hitonari dikalahkan oleh Akane, dia tidak boleh kalah dari siapapun. Juga tidak boleh berkeringat. Hal itu membuat Hitonari sedikit kesal pada Akane. Akhirnya, Akane pun diajak ikut bertanding oleh kapten. Dengan sekejap Akane sudah berganti pakaian. Teman-teman yang lain pun heran dengan anak aneh tersebut. Kini lengkaplah kekuatan tim Kouzu. Akane dan Hitonari.
Di sisi lain, Pak Yuki Kondo (guru matematika sementara sekaligus mantan kekasih Ibu Minefuji) mendatangi Saki Asakura (musisi-gitaris). Pak Yuki menanyakan mengapa band Saki Asakura tidak mengikuti debut professional, melainkan hanya bermain gitar sendirian di sebuah ruangan studio music. Saki menjawab bahwa gerombolan adalah merepotkan. Pak Yuki kemudian berkata, “Tapi, kau sudah membuat batasan pada dirimu sendiri”. Dalam benak Saki, ia teringat percakapannya dengan anak anggota band-nya. Mereka mendukung Saki untuk terus berjuang dalam debut pro atas nama persahabatan. Sebenarnya teman-teman Saki sedikit menyesal. Sebab, semua biaya studio Saki yang membayarnya. Semua lagu ditulis oleh Saki sendiri.   
Suatu hari, Saki mendengar obrolan teman-teman anggota band-nya. Mereka mengatakan bahwa Saki terlalu egois, semuanya diatur oleh dirinya, mereka menganggap diri mereka seperti orang bodoh yang hanya seperti menjadi anggota sandiwara keliling.  Mereka juga menggunjing Saki bahwa Saki itu terlalu menganggap dirinya seseorang yang hebat, padahal hanya biasa saja, dan band mereka tidak mungkin berhasil karena mereka tidak tahu lagu yang dibuat oleh Saki. Saki benar-benar marah. “Apa itu pertemanan???”.
Saki menceritakan semua itu pada Pak Yuki. Saki berkata bahwa ia sekarang sudah mengerti apa itu pertemanan, manis di mulut saja, tanpa pikir panjang memanfaatkan orang lain. Persahabatan hanyalah lelucon karena bagi mereka hal itu merupakan hal remeh yang tidak perlu dipikirkan. Pak Yuki kemudian berkata bahwa justru wajah Saki menunjukkan kalau hatinya terluka. Sebenarnya Saki hanya tidak bisa menemukan tempatnya berada. Dan saki juga menginginkan tempat untuk pulang, hanya saja belum menemukannya. Persahabatan itu bukan berarti kita akan mengerti semuanya. Siapapun pasti menginginkan tempat yang hangat, tempat yang bisa menerimanya……
Begitulah teman-teman kisahnya. Asyik kan??? Semoga teman-teman bisa mengambil hikmah dan pesan dari kisah ini ya…. Terimakasih..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar